Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman



Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman - Media Sosial bisa menjadi sumber informasi terkini. Serta sebagai sarana pergaulan yang baik. Namun, hal negatif pun tidak bisa lepas dari Media Sosial yang terbilang anonim dan liar. Diera yang modern ini, semua orang tentu tidak terlepas dengan yang namanya smartphone dan media sosial. Sebagian orang beranggapan seolah itu semua sudah merupakan tuntutan zaman. Gadget sekarang sudah menjadi barang yang murah dan mudah di dapat, banyak sekali orang-orang berkomunikasi dengan menggunakan media sosial seperti path, facebook, twiter, instagram, bbm, dan lain-lain. Tapi apakah kita memang sudah benar-benar tau manfaat positif dan manfaat negative dari penggunaan smartphone atau media sosial ini..?
Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman
Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman

Media Sosial Ibarat Dua Mata Pisau, Bisa Jadi Berkah Bisa Juga Jadi Musibah.


Memang benar, lewat media smartphone ini, kita bisa memiliki banyak teman, entah teman yang sudah lama terjalin atau teman baru yang kita tidak tau dia siapa dan darimana asal-usulnya atau yang sering kita sebut dengan teman virtual di media social. Dari banyaknya teman itu seharusnya hidup kita akan terasa ramai. Tapi sebetulnya tidak, yang terjadi adalah sebaliknya kita sering merasa sepi. Kita berbicara dengan mereka setiap hari di media social. Namun tak satupun yang mengenal diri kita dengan baik.

Siapa yang tidak kenal Media Sosial (Medsos). Kerap dijadikan sumber informasi setiap harinya atau hanya sebagai pengisi waktu luang tak serta merta untuk melupakan keamanannya. Betapa keamanan Media Sosial harus selalu dijaga. Dalam penggunaan Medsos harus didasari dengan pemahaman yang baik. Dengan begitu, bahaya Media Sosial yang mungkin terjadi akan sedikit bisa dinetralisir.
Media Sosial bisa menjadi media yang baik untuk menawarkan apapun yang kita miliki. Misal, tempat wisata, hasil produk, tokoh-tokoh inspiratif dan lain sebagainya. Terlebih lagi, Medsos juga dapat berfungsi sebagai penagawas kinerja pemerintah. Juga dapat dipositifkan untuk kontrol sosial dengan menyampaikan aspirasi-aspirasi positif pada akun Media Sosial masing-masing individu
 
Pada dasarnya setiap manusia adalah sama. Namun terkadang ada saja orang-orang yang memperlakukan orang lain dengan cara yang berbeda karena alasan warna kulit ataukah perbedaan bentuk fisik. Memang Tuhan menciptakan makhluk-Nya berbeda-beda, namun perbedaan itu justru merupakan sebuah anugerah yang harus selalu disyukuri.

Keberagaman membuat bangsa kita menjadi sebuah bangsa yang kaya dan besar, juga arif dalam bertindak. Banyaknya keberagaman yang ada di Indonesia justru bisa menjadi kekuatan besar terutama jika dilandasi dengan nilai-nilai persatuan dan kesatuan NKRI.

Salah satu perilaku yang tepat dalam menghadapi perbedaan ini adalah dengan saling menghormati perbedaan tersebut, ini adalah satu wujud sikap toleran terhadap keberagaman itu. Toleransi dapat diartikan sebagai sikap menahan diri, berhati lapang, dan selalu memberi orang lain kesempatan untuk berpendapat. Sejatinya, sikap hormat adalah dasar dari perilaku toleransi.

Toleransi Dalam Keberagaman Sosial Budaya

Indonesia merupakan negara yang multikultur. Berbagai keberagaman baik itu ras, suku maupun agama tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hidup dalam keberagaman memanglah tidak mudah, terdapat perbedaan pendapat dan pandangan didalamnya.

Keberagaman masyarakat Indonesia memang dapat menjadi berkah karena menghadirkan mozaik kebudayaan yang indah dalam rangkaian Bhineka Tunggal Ika. 

Akan tetapi, ternyata berkah itu bersanding dengan musibah sehingga kepluralistikan masyarakat Indonesia lebih banyak menjadi pekerjaan rumah daripada berkah.

Beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia tentu menjadi satu kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh negara-negara lain. Ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan rasa semangat guna menjaga kekayaan budaya tersebut, apalagi di tangan generasi mudalah keragaman ini dapat terjaga dan terpelihara. Untuk menjaga keberagaman ini, terdapat beberapa perilaku yang perlu diwujudkan, antara lain:

  • Mencari tahu dan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia
  • Selalu bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia
  • Memilah budaya asing yang pantas dan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia
  • Berusaha untuk belajar, bahkan jika perlu menguasai beberapa seni budaya yang terdapat di tanah air

Dalam aspek sosial, jika kita melihat perkembangann saat ini, untuk kasus rasisme sering kali dijadikan sebagai guyonan. Tidak jarang ditemui, seperti di lingkungan kampus, isu rasisme menjadi bahan tertawaan antar teman. Selagi pihak yang ditertawakan dapat menerimanya sebagai guyonan, hal tersebut bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. 

Akan tetapi, guyonan seperti ini seringkali dilakukan dan tanpa disadari akhirnya membentuk pribadi anak bangsa yang suka mengejek dan mengucilkan. Guyonan tersebut telah membudaya dan sulit dilepaskan. Padahal, guyonan seperti itu dapat dikatakan sebagai diskriminasi tidak langsung. 

Misalnya, guyonan untuk warna kulit, suku bahkan agama dengan segala tatacara peribadatannya. Hal tersebut dialami oleh kelompok minoritas dalam suatu lingkungan. Untuk aspek sosial seperti ini, isu rasisme men¬jadi hal “lumrah” dalam masyarakat kita. 

Hati-Hati Menggunakan Media Sosial 

Sahabat, mari semakin berhati-hati terhadap tulisan dan postingan lain di jejaring sosial kita. Tulislah hanya yang baik, benar dan bermanfaat. Jangan memposting sesuatu yang bisa memunculkan fitnah atau merugikan pihak lain. Selain sering dipermasalahkan sebagai perusak hubungan pertemanan dan kemampuan berkomunikasi, penelitian juga menemukan bahwa media sosial bisa membuat seseorang menjadi tidak bermoral.

Para peneliti juga mengungkapkan orang yang sering menggunakan media sosial memiliki moral yang kurang dan cenderung memiliki tujuan hidup yang dangkal. Penemuan berlanjut pada media sosial seperti Twitter dan Facebook sering digunakan untuk meledakkan amarah.Misalnya, diketahui pengguna lebih sering terlibat dalam memaparkan pemikiran secara reflektif tentang tindakan mereka dan dunia di sekitar mereka.

Kemudian muncul kekhawatiran mengenai penggunaan media sosial yang berlebihan, dapat memperparah kepribadian negatif seseorang seperti narsisme, rasa tidak aman dan perilaku kompulsif. Mereka yang menggunakan media sosial lebih sering cenderung memiliki sikap hedonisme, suka ketenaran, dan membangun pencitraan. Penelitian ini digambarkan sebagai ‘pendangkalan moral’.

Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) No 11 Tahun 2008 pasal 27 ayat 3 menyatakan: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”

Sanksi pidana bagi yang melakukan pasal 27 ayat 3 diatur dalam Pasal 45 ayat 1: Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), ayat (3), atau ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Perbuatan yang sesuai dengan pasal 27 ayat 3 merupakan perbuatan yang melawan hukum dengan sanksi pidana yang juga disebut sebagai kriminal.

Pasal 27 ayat 3 inilah yang dipakai banyak kalangan untuk melaporkan postingan di media sosial. Telah banyak kasus yang dilaporkan ke polisi.

Yuk, makin hati-hati dan bijak dalam menggunakan Medsos, postingan yang menjurus menghina atau fitnah khawatir berdampak pada keluarga kita.

Terlepas dari baik dan buruknya media sosial, kita tidak bisa melimpahkan kesalahan mutlak ke sosial media, karena sosial media tidak berarti apa-apa tanpa ada penggunanya. Semua tergantung dari bagaimana kita sebagai pengguna sosial media memanfaatkan kemudahan akses komunikasi yang ada untuk peduli terhadap orang-orang yang ada di dekat ataupun yang berada jauh dari kita.

Kita terlahir sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain dan kita juga tidak bisa merasakan makna kehidupan yang telah dianugrahkan –NYA tanpa upaya membantu sesama. Jangan lah kita masuk dalam kehidupan yang hanya mengikuti publisitas yang berlebihan.

Nah dia sobat dedesobirin1.blogspot.com sediki informasi yang bisa admin bagikan, mudah-mudahan ada manfatnya. Jangan lupa baca juga artikel lainnya terkait Marhaban Ya Ramadhan 1437 H (6 Juni 2016 ). Terima kasih sudah berkunjung dan membaca postingannya. Demikianlah informasi seputar Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman.

Artikel ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diselenggarakan oleh ICRS dan Sebangsa.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Medsos Berkah atau Musibah Bagi Toleransi & Keberagaman"

Post a Comment